my best friends

my best friends

Selasa, 02 November 2010

Keterampilan Dasar Mengajar


KETERAMPILAN MENJELASKAN
Keterampilan menjelaskan sangat penting bagi guru karena sebagian besar percakapan guru yang mempunyai pengaruh terhadap pemahaman siswa adalah berupa penjelasan. Penguasaan keterampilan menjelaskan yang didemonstrasikan guru akan memungkinkan siswa memiliki pemahaman yang mantap tentang masalah yang dijelaskan, serta meningkatnya keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Menjelaskan merupakan aktivitas yang paling sering dilakukan oleh guru dalam menyampaikan informasi. Dalam kegiatan pembelajaran, menjelaskan berarti mengorganisasikan materi pembelajaran dalam tata urutan yang terencana secara sistematis sehingga dengan mudah dapat dipahami oleh peserta didik.
Keterampilan menjelaskan mutlak perlu dimiliki oleh para guru. Seorang guru harus dapat menjelaskan berbagai hal kepada anak didiknya.  Penjelasan yang disampaikan harus sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir peserta didik. Misalnya guru akan menjelaskan konsep ”atas”. Jika peserta didiknya adalah anak usia TK (4 – 5 tahun) maka dia harus menjelaskan konsep tersebut secara konkret dan nyata. Cara yang dapat dilakukannya antara lain melalui lagu, gerakan atau contoh benda-benda yang berada di atas atau penggabungan dari cara-cara tersebut. Contoh menjelaskan konsep ”atas” pada anak TK yaitu lagu:
Atas itu atas
Bawah itu bawah
Atas atas bawah bawah saya tidak lupa
Kepala itu atas
Kaki itu bawah
Kepala atas
Kaki bawah saya tidak lupa
Lagu tersebut dinyanyikan sambil guru memberi contoh bergerak sesuai syair lagu dan dilakukan secara berulang-ulang. Tetapi jika cara tersebut diterapkan pada anak usia SMP atau SMA, maka peserta didik mungkin akan berkomentar: ”Emangnya gue anak kecil!” dan mungkin kita akan dianggap sebagai guru yang ”aneh” dan tidak kompeten.
Untuk peserta didik yang sudah lebih besar (anak diatas usia dini), kita bisa menjelaskan konsep tersebut dengan cara yang lebih abstrak. Misalnya dengan definisi ”ATAS” adalah....bla bla..bla...dan seterusnya. Hal ini dimungkinkan karena kemampuan berpikir (kognisi) anak diatas usia dini sudah lebih tinggi dan mengarah ke kemampuan berpikir abstrak. Jadi, keterampilan menjelaskan juga tidak sekedar asal menyampaikan informasi. Namun harus disesuaikan dengan audience yang kita hadapi.
Kegiatan menjelaskan bertujuan untuk:
a. membimbing peserta didik memahami konsep, hukum, prinsip atau prosedur;
b. membimbing peserta didik menjawab pertanyaan secara bernalar;
c. melibatkan peserta didik untuk berpikir;
d. mendapat balikan mengenai pemahaman peserta didik;
e. membantu peserta didik menghayati beberapa proses penalaran.

Dalam memberikan penjelasan guru perlu memahami prinsip-prinsip berikut ini:
a. Penjelasan dapat diberikan di awal, tengah ataupun akhir kegiatan belajar sesuai keperluan.
b. Penjelasan harus relevan dengan tujuan pembelajaran.
c. Guru dapat memberi penjelasan dengan direncanakan sebelumnya atau bila ada pertanyaan dari peserta didik.
d. Materi yang dijelaskan harus bermakna dan sesuai dengan kompetensi dasar.
e. Penjelasan harus sesuai dengan latar belakang dan kemampuan peserta didik.

Keterampilan menjelaskan terdiri dari berbagai komponen sebagai berikut.
a. Komponen merencanakan penjelasan yang mencakup:
1)  isi pesan (tema) yang dipilih dan disusun secara sistematis disertai contoh-contoh,
2)  penerima pesan harus dipertimbangkan karakteristiknya.
b. Komponen menyajikan penjelasan yang mencakup:
1)  kejelasan, yang dapat dicapai dengan berbagai cara seperti: bahasa yang jelas, berbicara dengan lancar, mendefinisikan istilah-istilah teknis, berhenti sejenak untuk melihat respon peserta didik;
2)  penggunaan contoh dan ilustrasi yang dapat mengikuti pola induktif atau pola deduktif;
3)  pemberian tekanan pada bagian-bagian yang penting dengan cara: penekanan suara atau mengemukakan tujuan;
4)  peserta didik diberi kesempatan untuk menunjukkan pemahaman ataupun keraguan ketika penjelasan berlangsung (balikan).

Agar penjelasan yang diberikan dapat dipahami sesuai dengan tujuan yang diharapkan, dalam penyajiannya perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
·         kejelasan, yaitu keterampilan yang erat kaitannya dengan penggunaan bahasa lisan,
·         penggunaan contoh dan ilustrasi, yang bisa dilakukan dengan pola induktif atau deduktif,
·         pemberian tekanan yang dapat dilakukan dengan berbagai variasi gaya mengajar, dan membuat struktur sajian, dan
·         balikan, yang bertujuan untuk mendapat informasi tentang tingkat pemahaman siswa, baik melalui pertanyaan mapun melalui tugas.
Selain hal-hal di atas, terdapat dua pola yang memiliki evektifitas tinggi dalam menghubungkan antara penjelasan dan contoh yaitu :
·                  Pola induktif, yaitu diberikan contoh terlebih dahulu kemudian ditarik kesimpulan umum atau dalil (rumus).
·                  Pola deduktif, yaitu hukum, rumus atau generalisasi dikemuka-kan lebih dahulu, kemudian diberikan contoh-contoh secara rinci untuk memperjelas hukum, rumus atau generalisasi yang telah dikemukakan.
Pola yang digunakan bergantung pada materi pembelajaran, kemampuan, usia dan latar belakang kemampuan peserta didik tentang pembelajaran tersebut. Dalam member penjelasan dan contoh, ada kata-kata khusus yang biasa digunakan sebagai kata-kata penghubung dan ungkapan-ungkapan khusus. Untuk mengaitkan ide utama dan yang kurang penting digunakan kata-kata: jika, maka, walaupun begitu, sehingga, sementara itu, dalam pada itu, juga, karena, sebab, dan sebagainya. Untuk menghubungkan ide-ide yang sama penting-nya, digunakan kata-kata, seperti sementara itu, dalam pada itu, juga, selanjutnya, hanya, oleh karena itu, jadi, atau akibatnya. Dengan isti-lah-istilah tersebut, guru tidak hanya memperjelas penyajian, tetapi sekaligus menekankan keterkaitan atau menunjukkan hubungan.
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa dalam memberikan penjelasan perlu menggunakan intonasi bahasa sesuai dengan materi yang dijelaskan. Dalam pada itu perlu ada variasi dalam memberikan tekanan, perlu pula membuat struktur sajian, yaitu memberikan informasi yang memberikan arah atau tujuan utama sajian. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara:
·         Memberikan ikhtisar dan pengulangan.
·         Menguraikan atau mengatakan dengan kalimat lain tentang jawaban yang diberikan peserta didik.
·         Memberikan tanda atau isyarat lisan, seperti pertama, kedua, dan sebagainya.

Pada waktu memberikan penjelasan, hendaknya guru memperhatikan gerak-gerik dan mimik peserta didik, apakah penjelasan yang diberikan dapat dipahami atau meragukan, menyenangkan atau membosankan, dan apakah menarik perhatian atau tidak. Untuk kepentingan tersebut, perhatikanlah mereka selama memberikan penjelasan, ajukan pertanyaan-pertanyaan dan berilah kesempatan untuk mengajukan pertanyaan.